Jenis tes kesehatan untuk lansia meliputi cek tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, fungsi ginjal dan hati, serta pemeriksaan osteoporosis dan kesehatan mental. Pemeriksaan rutin di usia tua bermanfaat untuk mendeteksi penyakit lebih awal, mencegah komplikasi serius, dan memastikan kualitas hidup yang lebih baik.

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami berbagai perubahan yang bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung semakin meningkat, sehingga lansia perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Dengan pemeriksaan berkala, potensi masalah kesehatan dapat terdeteksi lebih awal, memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup di usia senja. Di Indonesia, beberapa jenis pemeriksaan kesehatan untuk lansia bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan, terutama dalam program skrining kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Namun, ada juga pemeriksaan tambahan yang mungkin memerlukan biaya sendiri atau ditanggung oleh asuransi lain.
Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Rutin untuk Lansia
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan yang bisa meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, mulai dari tekanan darah tinggi hingga diabetes. Dengan pemeriksaan berkala, masalah kesehatan dapat dideteksi lebih awal dan ditangani sebelum berkembang menjadi lebih serius.
Berikut beberapa manfaat pemeriksaan kesehatan rutin bagi lansia:
1. Mengetahui Risiko Penyakit Sejak Dini
Melalui pemeriksaan kesehatan, dokter dapat mengidentifikasi faktor risiko yang mungkin meningkatkan peluang terkena penyakit tertentu. Riwayat kesehatan keluarga juga bisa menjadi indikator penting dalam menentukan apakah seseorang berisiko mengalami penyakit keturunan seperti diabetes, hipertensi, atau kanker.
Dengan mengetahui risiko ini sejak dini, dokter dapat merekomendasikan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif, seperti perubahan pola makan, olahraga, atau tes skrining lebih lanjut. Selain itu, dokter juga akan menyarankan kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, kualitas tidur, dan tingkat stres.
Baca Juga: 7 Manfaat Medical Check Up: Investasi Terbaik untuk Kesehatan
2. Mendeteksi Penyakit Lebih Cepat Sebelum Semakin Parah
Banyak penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes berkembang tanpa gejala yang jelas di tahap awal. Tanpa pemeriksaan rutin, kondisi ini sering kali baru terdeteksi setelah menimbulkan komplikasi serius.
Dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol secara berkala, dokter dapat mengenali tanda-tanda awal dari penyakit ini dan segera mengambil langkah pengobatan yang sesuai. Semakin cepat penyakit terdeteksi, semakin besar peluang untuk mengendalikan dan mengobatinya sebelum menyebabkan masalah yang lebih serius.
3. Memastikan Lansia Mendapatkan Tes dan Vaksinasi yang Diperlukan
Pemeriksaan kesehatan rutin juga mencakup evaluasi terhadap riwayat kesehatan lansia, termasuk apakah mereka sudah menjalani skrining kesehatan yang direkomendasikan untuk usia mereka. Beberapa tes skrining yang penting bagi lansia antara lain mamografi untuk mendeteksi kanker payudara, kolonoskopi untuk mendeteksi kanker usus besar, serta pemeriksaan kepadatan tulang untuk mencegah osteoporosis.
Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan vaksinasi yang penting bagi lansia, seperti vaksin influenza untuk mencegah flu, vaksin pneumonia untuk mencegah infeksi paru-paru, dan vaksin herpes zoster untuk mengurangi risiko terkena cacar ular (shingles).
4. Mengontrol dan Mengelola Penyakit Kronis dengan Lebih Baik
Bagi lansia yang sudah memiliki kondisi kesehatan kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau radang sendi, pemeriksaan rutin sangat penting untuk memastikan kondisi mereka tetap terkontrol. Dokter akan mengevaluasi apakah pengobatan yang sedang dijalani sudah efektif atau perlu disesuaikan.
Jika ada tanda-tanda kondisi semakin memburuk, dokter dapat memberikan solusi yang lebih tepat, baik dengan menyesuaikan dosis obat, merekomendasikan terapi tambahan, atau menyarankan perubahan gaya hidup. Selain itu, pemeriksaan berkala juga membantu dokter dalam mencegah komplikasi yang bisa muncul akibat penyakit kronis.
5. Membantu Lansia Lebih Paham Tentang Kesehatannya
Setiap kali melakukan pemeriksaan kesehatan, lansia mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada dokter mengenai kondisi kesehatan mereka. Informasi yang diberikan dokter bisa membantu mereka memahami lebih dalam tentang penyakit yang mungkin mereka alami, cara mencegahnya, dan langkah-langkah untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Selain itu, dengan banyaknya informasi kesehatan yang beredar di internet atau media sosial, lansia bisa mendapatkan klarifikasi langsung dari dokter mengenai berita atau informasi yang mereka dengar. Hal ini penting agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat atau menyesatkan.
6. Menghemat Biaya Pengobatan dalam Jangka Panjang
Mencegah penyakit jauh lebih murah dibandingkan dengan mengobatinya. Pemeriksaan kesehatan rutin bisa membantu mendeteksi masalah sejak dini sebelum menjadi penyakit serius yang membutuhkan pengobatan mahal.
Misalnya, seseorang yang didiagnosis memiliki tekanan darah tinggi bisa segera melakukan perubahan gaya hidup atau mengonsumsi obat untuk mencegah komplikasi seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu, jika lansia berhasil berhenti merokok atau mengontrol berat badan dengan bantuan dokter, risiko mereka terkena penyakit berat akan berkurang.
Baca Juga: Persiapan Medical Check Up
7. Pemantauan Kesehatan Mental
Seiring bertambahnya usia, lansia tidak hanya menghadapi perubahan fisik tetapi juga tantangan emosional. Perasaan kesepian, kecemasan, hingga depresi bisa muncul akibat berbagai faktor, seperti kehilangan pasangan, berkurangnya aktivitas sosial, atau menurunnya kemampuan fisik.
Sayangnya, masalah kesehatan mental pada lansia sering kali tidak terdeteksi karena gejalanya dianggap sebagai bagian normal dari penuaan. Melalui pemeriksaan kesehatan rutin, dokter dapat mengevaluasi kondisi emosional dan mental lansia.
Jika ada tanda-tanda gangguan seperti perubahan suasana hati yang drastis, sulit tidur, atau kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, dokter dapat memberikan rekomendasi yang tepat. Ini bisa berupa terapi psikologis, dukungan sosial, atau bahkan pengobatan jika diperlukan.
Macam-Macam Tes Kesehatan untuk Lansia
Berbagai jenis tes kesehatan untuk lansia tersedia sebagai memantau kondisi tubuh secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa pemeriksaan penting yang sebaiknya dilakukan oleh lansia:
1. Tes Tekanan Darah
Anda dapat menjadi satu dari banyak orang yang memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak menyadarinya. Oleh karena itu, periksakanlah tekanan darah kepada penyedia layanan kesehatan setiap tahunnya, seperti fasilitas kesehatan pertama, medical center ataupun rumah sakit walaupun tekanan darah Anda dalam batas normal.
Jika tekanan darah lebih tinggi adri biasanya atau memiliki faktor risiko lain, maka Anda perlu melakukan skrining lebih sering. Dengan begitu, secara tidak langsung Anda telah merawat hati, arteri, otak, mata hingga ginjal yang merupakan organ vital dalam tubuh manusia.
2. Tes Timbangan
Ketika usia seseorang bertambah tua, maka otot digantikan oleh lemak. Lemak tersebut akan semakin mengisi area pinggang.
Metabolisme yang semakin melambat disertai dengan kurangnya olahraga yang berfungsi untuk membakar kalori akan semakin membuat timbangan Anda bertambah. Semakin tinggi masa lemak pada tubuh Anda akan semakin menurunkan kesehatan Anda.
3. Skrining Kanker Kolorektal
Tes skrining ini direkomendasikan pada orang dewasa mulai dari usia 50 tahun dan berlanjut sampai usia 75 tahun. Anda mungkin perlu diskrining lebih awal dan lebih sering jika Anda memiliki faktor risiko.
Berkonsultasikanlah dengan dokter Anda untuk menentukan apa yang terbaik untuk kesehatan Anda. Risiko dan manfaat dari metode skrining ini bervariasi:
- Tes darah okar tinja (setiap tahun)
- Sigmoidoskopi (setiap 5 tahun)
- Tes darah (setiap 3 tahun)
- Colonoscopy (setiap 10 tahun)
- Skrining kanker prostat untuk pria
Skrining kanker prostat bermanfaat untuk mengukur tingkat prostat spesifik antigen (PSA) pada pria. Tak hanya pada usia 60an, pria pada usia 70 tahun lebih juga dapat melakukanny.
Konsultasikanlah dengan dokter kepercayaan Anda sebelum melakukan tes skrining kanker prostat ini.
4. Pemeriksaan Payudara dan Mammogram untuk Wanita
Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mendapatkan pemeriksaan mammogram atau USG payudara.
Mammogram dianjurkan untuk setiap satu hingga dua tahun dimulai pada usia 40 atau 50 tahun. Akan tetapi tidak semua ahli kanker setuju.
Bicarakanlah dengan dokter tentang kapan Anda harus memulai tes mammogram teratur dan seberapa sering tes tersebut dilakukan.
5. Pemeriksaan Panggul dan PAP Smear untuk Wanita
Banyak wanita dengan umur di atas 60 perlu mendapatkan pemeriksaan panggul secara reguler dan PAP Smear. Wanita yang lebih tua bisa terkena kanker serviks dan kanker vagina.
Pemeriksaan panggul dapat mendeteksi sejumlah kondisi lain yang dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup Anda. PAP Smear direkomendasikan untuk wanita setiap tiga tahun hingga usia 65 tahun.
Jika seorang wanita berusia lebih dari 65 tahun dan telah mengikuti tes pap smear negatif secara berturut-turut atau telah menjalani histerektomi total untuk kondisi non-kanker seperti fibroid, dokter mungkin akan memberitahu bahwa Anda tidak membutuhkan tes PAP Smear lagi. Kombinasi tes sitologi dan human papilmavirus (HPV) setiap 5 tahun dapat menjadi pilihan bagi Anda.
Baca Juga: Persiapan Penting Sebelum Melakukan MCU untuk Maksimalkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Anda!
6. Pemeriksaan Mata
Seiring bertambahnya usia, risiko gangguan penglihatan seperti degenerasi makula, katarak, dan glaukoma semakin meningkat. Pemeriksaan mata secara rutin penting untuk mendeteksi masalah sejak dini dan mencegah gangguan penglihatan yang lebih parah.
Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit lain, seperti diabetes dan hipertensi, yang bisa berdampak pada kesehatan mata. Dokter mata akan melakukan berbagai tes untuk mengevaluasi ketajaman penglihatan, tekanan mata, serta kondisi retina dan saraf optik.
Dengan pemeriksaan yang tepat dan berkala, lansia dapat mempertahankan kualitas penglihatan mereka dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jadwal pemeriksaan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
7. Tes Pendengaran
Setidaknya 25% orang yang berusia 65 hingga 74 tahun telah mengalami gangguan pendengaran, yang sebagian besar dapat diobati. Angka itu meningkat hingga 50% seiring dengan pertambahan usia.
Segeralah tes pendengaran jika Anda mengalami kesulitan mendengar.
8. Tes Kepadatan Tulang
Osteoporosis bukanlah sebuah mitos. Jika memilikinya dan menderita patah tulang terutama pada bagian pinggul, Anda telah meningkatkan risiko cacat permanen atau kematian.
Segera datangi dokter kepercayaan Anda dan minta dokter merujuk Anda untuk tes kepadatan tulang. Wanita harus menjalani tes kepadatan tulang pada usia 65 tahun.
Bila seorang wanita memiliki risiko yang lebih tinggi, tes skrining mungkin perlu dilakukan pada usia yang lebih dini.
9. Skrining Kolesterol
Kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Kabar baiknya, kondisi ini masih bisa dikendalikan dengan pola makan sehat dan obat-obatan.
Oleh karena itu, penting untuk rutin memeriksa kadar kolesterol, termasuk kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Jika diperlukan, Anda juga bisa menjalani tes lipid lanjutan untuk mengetahui risiko penyakit jantung lebih mendalam.
10. Vaksinasi
Seorang yang lebih tua dari usai 65 tahun wajib untuk mendapatkan vaksinasi pneumokokus untuk melindungi diri dari pneumonia. Vaksin herpes juga direkomendasikan untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Terlebih lagi, hampir semua orang dewasa harus mendapatkan suntikan vaksin tahunan
11. Neurisme
Aneurisma aorta perut (AAA) adalah pembengkakan atau pelebaran pada bagian aorta yang melewati perut. Kondisi ini bisa berbahaya karena jika pecah, dapat menyebabkan perdarahan serius yang mengancam nyawa.
Pemeriksaan ini sangat direkomendasikan untuk pria berusia 65 hingga 75 tahun yang pernah merokok, karena mereka memiliki risiko lebih tinggi. Skrining dilakukan dengan USG untuk mendeteksi adanya aneurisma sejak dini sehingga langkah pencegahan atau pengobatan bisa dilakukan sebelum menjadi lebih serius.
Baca Juga: Prosedur Tes Kesehatan untuk Karyawan
Bila ingin melakukan tes kesehatan untuk lansia atau tes kesehatan lainnya, Anda bisa mengunjungi Ciputra Medical Center terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Ciputra Medical Center menyediakan beragam layanan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter umum, psikiater, hingga Medical Check Up (MCU). Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh dr. Inggrid
Source:
- WebMD. Milestone Medical Tests in Your 50s. Maret 2025.
- Greater Good Health. The Importance of Preventative Health Checkups for Senior Citizens. Maret 2025.
- WebMD. Benefits of Annual Checkups in Your 50s and Older. Maret 2025.