Mitos dan fakta depresi sering kali membingungkan, di mana banyak orang masih beranggapan bahwa depresi hanyalah perasaan sedih yang biasa. Sementara itu, fakta menunjukkan bahwa depresi adalah gangguan kesehatan mental serius yang memerlukan perhatian dan perawatan.

Mitos dan fakta depresi penting untuk diketahui agar kita dapat memahami kondisi ini dengan lebih baik.
Depresi adalah masalah kesehatan mental yang bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia atau latar belakang. Sayangnya, masih banyak mitos dan kesalahpahaman tentang depresi yang membuat orang sulit memahami kondisi ini.
Penting bagi kita untuk mengetahui fakta-fakta yang benar. Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa membantu mengurangi stigma penyakit mental ini.
Fakta Seputar Depresi
Berikut beberapa fakta seputar depresi yang penting Anda ketahui:
1. Siapa Pun Bisa Mengalami Depresi
Depresi adalah masalah kesehatan mental yang bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering mengalami depresi dibandingkan pria, hal ini mungkin disebabkan karena wanita lebih cenderung untuk mencari bantuan saat merasa tidak baik.
Biasanya, depresi mulai muncul pada akhir masa remaja atau usia 20-an, tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun. Beberapa orang mungkin mengalami depresi setelah melalui pengalaman hidup yang sangat sulit, sementara yang lain bisa merasa depresi tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: Makanan untuk Mengatasi Depresi dan Gangguan Kecemasan
2. Depresi Bisa Muncul Perlahan
Salah satu hal yang sulit tentang depresi adalah bahwa ia sering muncul secara perlahan. Ini membuatnya lebih sulit untuk dikenali dibandingkan dengan penyakit yang tiba-tiba datang.
Salah satu jenis depresi yang dikenal sebagai distimia bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Bentuk depresi ini lebih ringan tetapi berlangsung lama yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan hubungan sosial.
Di sisi lain, depresi juga bisa menjadi kondisi yang parah dan mengganggu fungsi normal seseorang. Untungnya, banyak orang yang mendapatkan perawatan mengalami perbaikan signifikan dalam waktu 4-6 minggu setelah memulai pengobatan.
3. Ada Beberapa Jenis Depresi, dan Setiap Orang Mengalaminya dengan Cara Berbeda
Jenis depresi tidak sama untuk setiap orang. Gejalanya bisa berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, dan situasi hidup masing-masing individu.
Bagi sebagian orang, depresi mungkin menjadi masalah yang terus-menerus dan sulit diatasi. Namun, bagi orang lain, depresi bisa muncul akibat kondisi tertentu, seperti setelah melahirkan yang dikenal sebagai depresi pasca-persalinan.
Beberapa jenis depresi yang umum meliputi:
- Gangguan Depresi Mayor: Ini adalah jenis depresi yang paling dikenal, dan bisa terjadi dengan atau tanpa gejala psikotik.
- Gangguan Depresi Persisten: Ini adalah bentuk depresi yang berlangsung lama.
- Depresi Pasca-Persalinan: Terjadi setelah melahirkan dan mempengaruhi banyak ibu baru.
- Gangguan Disforia Pramenstruasi: Merupakan depresi yang muncul menjelang menstruasi.
- Gangguan Afektif Musiman: Depresi yang muncul pada musim tertentu, seperti musim dingin.
4. Kecemasan dan Depresi Berhubungan, tetapi Keduanya adalah Kondisi yang Berbeda
Kecemasan dan depresi sering kali saling berkaitan karena keduanya bisa menyebabkan gejala yang mirip, seperti perasaan mudah marah atau kesulitan tidur. Meskipun ada kesamaan, keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan penyebab dan gejala masing-masing.
Banyak orang yang mengalami depresi juga memiliki riwayat kecemasan, tetapi tidak jarang seseorang mengalami salah satu tanpa yang lain. Selain itu, kondisi kesehatan mental lainnya, seperti gangguan bipolar atau penyalahgunaan zat, juga bisa terkait dengan depresi.
Penyakit fisik, seperti kanker, penyakit jantung, dan nyeri kronis, juga bisa menjadi faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi.
5. Riwayat Keluarga Dapat Mempengaruhi Risiko Depresi
Riwayat keluarga memang dapat berpengaruh terhadap kemungkinan seseorang mengalami depresi. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki kerabat dekat, seperti orang tua atau saudara yang menderita depresi memiliki kemungkinan 2-3 kali lebih besar untuk mengalami hal yang sama.
Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga depresi pasti akan mengalaminya. Sebaliknya, ada juga orang yang tidak memiliki riwayat keluarga depresi tetapi tetap mengalami kondisi ini.
Faktor-faktor lain, seperti lingkungan tempat tinggal, kondisi psikologis, dan faktor biologis, juga dapat memengaruhi apakah seseorang akan mengalami depresi. Jadi, meskipun ada anggota keluarga yang mengalami depresi, bukan berarti orang tersebut juga pasti akan mengalami hal yang sama.
Namun, bagi mereka yang mengalami depresi, berbicara dengan anggota keluarga yang memahami kondisi ini bisa memberikan dukungan dan kenyamanan tambahan.
Baca Juga: 7 Gejala Fisik Depresi yang Orang Jarang Diketahui
Mitos Seputar Depresi
Selain fakta, Anda juga harus mengetahui beberapa mitos depresi yang beredar. Di antaranya:
1. Hanya Wanita yang Bisa Mengalami Depresi
Masih banyak orang yang beranggapan bahwa depresi adalah masalah kesehatan mental yang hanya dialami oleh wanita sehingga pria sering kali merasa malu atau enggan untuk mengungkapkan perasaan mereka. Pandangan ini menciptakan stigma yang membuat banyak pria tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan ketika mereka mengalami gejala depresi.
2. Depresi Selalu Muncul Tiba-Tiba
Ada kepercayaan umum yang mengatakan bahwa depresi datang secara tiba-tiba, sering kali tanpa tanda-tanda peringatan sebelumnya. Hal ini membuat banyak orang tidak menyadari bahwa depresi bisa muncul secara bertahap dan bisa mulai dengan perasaan kecil yang semakin memburuk seiring waktu.
Kepercayaan ini bisa membuat individu merasa bingung ketika mereka tidak menyadari gejala yang berkembang.
3. Semua Orang Mengalami Depresi dengan Cara yang Sama
Banyak orang berpikir bahwa depresi adalah kondisi yang sama untuk semua individu sehingga mereka tidak memahami bahwa setiap orang dapat mengalami gejala yang berbeda-beda. Misalnya, gejala depresi pada remaja bisa berbeda dengan gejala pada orang dewasa.
Kondisi ini dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang pengalaman orang lain dan bagaimana mereka seharusnya merasa.
4. Kecemasan dan Depresi adalah Kondisi yang Sama
Banyak orang sering menganggap bahwa kecemasan dan depresi adalah dua kondisi yang identik dan dapat digunakan secara bergantian. Kepercayaan ini dapat menimbulkan kebingungan dan mengurangi pemahaman tentang masing-masing kondisi yang sebenarnya memiliki penyebab dan gejala yang berbeda.
Hal ini juga bisa menghambat orang untuk mencari pengobatan yang tepat bagi kondisi yang mereka alami.
5. Jika Keluarga Tidak Pernah Mengalami Depresi, Saya Juga Tidak Akan
Ada keyakinan yang meluas bahwa jika seseorang tidak memiliki riwayat keluarga yang mengalami depresi, mereka tidak akan pernah mengalami kondisi ini. Meskipun riwayat keluarga bisa berperan dalam risiko depresi, kenyataannya ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi seseorang.
Kepercayaan ini bisa membuat individu merasa terlindungi, padahal depresi bisa muncul dari situasi hidup, tekanan emosional, atau kondisi fisik yang tidak ada hubungannya dengan riwayat keluarga.
Baca Juga: Olahraga Bisa Cegah Depresi, Cek Faktanya!
Jika Anda mengalami tanda-tanda depresi seperti yang telah dibahas sebelumnya, segera berkonsultasi pada dokter. Anda bisa konsultasi dengan dokter kesehatan jiwa atau psikolog di Ciputra Medical Center. Nikmati layanan Kesehatan Mental dan buat janji dengan dokter sekarang juga!
Source:
- WebMD. Myths and Facts About Depression. Diakses 2024.
- Medical News Today. 10 Myths About Depression. Diakses 2024.