Depresi pada anak adalah kondisi serius yang ditandai dengan kesedihan berkepanjangan dan perubahan perilaku. Penting untuk mengenali tanda-tanda ini dan mencari bantuan profesional untuk mendukung pemulihan.

Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan depresi akan lebih berisiko mengalami depresi.
Jika seorang anak tampak sedih dan kesedihan itu terus berlanjut sehingga mengganggu aktivitas sosial, tugas sekolah, dan kehidupan keluarga, itu menunjukkan bahwa anak tersebut menderita depresi. Menurut WebMD, depresi bisa terjadi pada anak-anak dan remaja.
Anak laki-laki lebih rentan mengalami depresi pada usia di bawah 10 tahun. Namun pada usia 16 tahun, anak perempuan memiliki insiden depresi yang lebih besar.
Tanda dan Gejala Depresi pada Anak
Gejala depresi anak bermacam-macam sehingga tiap anak memiliki gejala yang berbeda. Biasanya gejala depresi tidak disadari karena dianggap sebagai perubahan emosional dan psikologis yang normal.
Jadi, sering kali tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Gejala utama depresi berkisar pada kesedihan, rasa putus asa, dan perubahan suasana hati.
Biasanya anak menunjukkan kesedihan atau suasana hati yang buruk sama halnya seperti orang dewasa yang mengalami depresi. Gejala-gejala yang terjadi saat anak depresi antara lain:
- Mudah marah
- Perasaan sedih dan putus asa
- Menarik diri
- Kehilangan minat dan ketertarikan pada aktivitas yang disukai
- Nafsu makan bisa meningkat atau justru menurun
- Perubahan pola tidur (sulit tidur / tidur berlebihan)
- Sulit berkonsentrasi atau pikiran mudah terganggu
- Mudah lelah / kurang energi
- Perasaan mudah bersalah dan tidak berharga
- Keluhan fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut
Gejala-gejala di atas belum tentu sama dialami anak yang satu dengan lainnya. Faktanya, sebagian besar anak mengalami gejala yang berbeda, pada waktu yang berbeda, dan kondisi yang berbeda pula.
Meskipun beberapa anak dapat terus berfungsi dengan baik dalam lingkungan yang terstruktur. Biasanya anak dengan depresi berat akan banyak mengalami perubahan nyata, seperti kehilangan minat di sekolah, prestasi akademis menurun hingga perubahan tampilan.
Baca Juga: Waspadai Gejala Depresi yang Bisa Dikenali Sejak Awal
Penyebab Depresi Anak
Sampai saat ini para ahli belum sepenuhnya memahami penyebab depresi pada anak-anak dan remaja. Namun, mereka percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan penting.
Depresi pada anak kemungkinan disebabkan oleh satu atau lebih dari faktor berikut:
- Faktor genetik dan riwayat keluarga (kerabat dekat lainnya memiliki depresi).
- Penyakit fisik atau cedera.
- Peristiwa hidup yang menegangkan seperti perpisahan, perceraian, pindah rumah, atau kehilangan orang yang dekat dengan mereka.
- Penggunaan zat terlarang.
- Perundungan atau paparan terhadap pengalaman traumatis lainnya.
Ada banyak faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap depresi pada anak, termasuk:
- Memiliki anggota keluarga dekat yang mengalami depresi.
- Riwayat depresi, gangguan kecemasan, disforia gender, gangguan hiperaktif/defisit perhatian, atau masalah perilaku.
- Pengalaman buruk di masa kanak-kanak.
- Mengalami perundungan.
- Konflik dalam keluarga.
- Kehilangan orang terkasih atau hubungan romantis.
- Riwayat medis, termasuk berat badan lahir rendah, cedera otak, atau penyakit kronis (seperti diabetes).
- Masalah dengan teman.
- Pubertas.
- Penggunaan zat terlarang.
Cara Mengatasi Depresi pada Anak
Depresi pada anak dapat sembuh, tetapi proses pemulihannya bervariasi untuk setiap individu. Beberapa anak mungkin pulih dalam waktu beberapa minggu atau bulan
Sementara bagi yang lain, depresi bisa menjadi kondisi jangka panjang. Sekitar 20% hingga 30% orang yang mengalami episode depresi tidak sepenuhnya terbebas dari gejala.
Selain itu, terkadang anak mengalami kesulitan untuk memahami perasaan mereka. Jika mengalami depresi dalam waktu yang lama sebelum mendapatkan pengobatan, anak mungkin akan kesulitan untuk mengingat bagaimana rasanya merasa normal.
Berikut beberapa cara mengatasi depresi pada anak yang bisa Anda lakukan:
1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
CBT membantu anak belajar berpikir lebih positif tentang diri mereka, masa lalu, dan masa depan. Terapi ini juga membantu mereka mengelola kecemasan dan perilaku negatif dengan mengajarkan keterampilan mengatasi masalah dan teknik relaksasi.
Baca Juga: Makanan untuk Mengatasi Depresi dan Gangguan Kecemasan
2. Pengobatan
Obat antidepresan yang paling umum untuk anak-anak adalah inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRIs). Obat ini meningkatkan kadar serotonin di otak anak, yang bisa membantu meningkatkan perasaan bahagia dan kesejahteraan mereka.
Beberapa SSRIs yang sering diresepkan untuk mengatasi depresi pada anak adalah:
- Fluoxetine (Prozac®)
- Paroxetine (Paxil®, Pexeva®)
- Sertraline (Zoloft®)
Kapan Harus ke Dokter?
Jika anak Anda mengalami gejala depresi yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog:
- Gejala depresi yang berlangsung lebih dari dua minggu.
- Kesulitan bersosialisasi di sekolah, rumah, atau lingkungan sosial.
- Perubahan drastis dalam perilaku atau suasana hati.
- Kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya disukai.
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Baca Juga: 7 Gejala Fisik Depresi yang Orang Jarang Diketahui
Ciputra Medical Center memiliki layanan Mind & Behaviour Clinic yang bisa membantu individu membentuk pola pikir sehat dan kehidupan lebih bahagia. Anda dapat melakukan terapi sesuai kebutuhan dengan dibantu oleh psikiater dan psikolog yang kompeten sesuai bidangnya.
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source
- Cleveland Clinic. Depression in Children. Diakses 2024.
- WebMD. Depression Recovery: An Overview. Diakses 2024.