Cedera hamstring adalah cedera umum yang sering dialami oleh atlet, terutama pelari, pesepak bola, dan pemain basket. Gejalanya meliputi nyeri tiba-tiba di bagian belakang paha, pembengkakan, serta kesulitan dalam meluruskan atau menekuk kaki.

Cedera hamstring sering dialami atlet saat bergerak cepat.
Cedera hamstring mungkin terdengar seperti masalah sepele, tetapi jika tidak ditangani dengan benar, cedera olahraga ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan berujung pada komplikasi serius. Dalam kasus yang parah, robekan otot hamstring dapat menyebabkan kelemahan jangka panjang dan meningkatkan risiko cedera berulang.
Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengobatinya dengan tepat, baik melalui metode konservatif seperti istirahat, kompres es, dan terapi fisik, maupun dalam kasus yang lebih berat, melalui tindakan medis atau bahkan operasi.
Dengan perawatan yang tepat, pemulihan bisa lebih cepat, dan risiko cedera di masa depan dapat diminimalkan.
Apa Itu Cedera Hamstring?
Cedera hamstring adalah tarikan atau robekan pada tiga otot di belakang paha yang berperan dalam gerakan seperti melompat, berlari, dan memanjat. Kondisi ini sering terjadi pada atlet atau individu dengan aktivitas fisik berat tanpa pemanasan yang cukup.
Cedera hamstring terbagi menjadi tiga tingkat keparahan:
- Grade 1: Tarikan atau ketegangan ringan pada otot
- Grade 2: Robekan sebagian pada otot
- Grade 3: Robekan total pada otot
Waktu pemulihan cedera ini bergantung pada tingkat keparahannya. Cedera ringan (grade 1) dapat sembuh dalam beberapa hari, sedangkan cedera yang lebih parah (grade 2 atau 3) bisa memerlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih sepenuhnya.
Oleh karena itu, mengenali gejala dan melakukan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah cedera yang lebih serius.
Baca Juga: Mengatasi Cedera Olaharaga
Penyebab Cedera Hamstring dan Faktor Risiko
Cedera hamstring umumnya disebabkan oleh otot yang bekerja melebihi batas kemampuannya. Hal ini bisa terjadi ketika otot tertarik terlalu jauh atau tiba-tiba menerima tekanan besar.
Biasanya, cedera ini terjadi saat otot hamstring memanjang sambil tetap berkontraksi. Meskipun terdengar tidak biasa, kondisi ini disebut kontraksi eksentrik, yaitu saat otot meregang namun tetap menahan beban.
Saat berlari sprint, otot hamstring mengalami kontraksi eksentrik ketika kaki belakang diluruskan dan jari kaki mendorong tubuh ke depan. Pada saat ini, otot tidak hanya memanjang tetapi juga menanggung beban tubuh serta tekanan untuk bergerak maju.
Selain karena peregangan berlebihan, robekan tendon hamstring juga bisa terjadi akibat tekanan mendadak yang sangat besar pada otot.
Faktor Risiko yang Memengaruhi
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko cedera hamstring antara lain:
- Otot yang tegang: Otot yang tidak cukup lentur lebih rentan mengalami cedera. Itulah sebabnya penting untuk melakukan peregangan secara rutin, terutama bagi atlet atau mereka yang aktif bergerak.
- Ketidakseimbangan kekuatan otot: Jika satu kelompok otot lebih kuat dibandingkan otot yang bekerja berlawanan dengannya, risiko cedera meningkat. Pada kasus hamstring, otot paha depan (quadriceps) cenderung lebih kuat dibandingkan otot hamstring di bagian belakang paha.
- Kondisi fisik yang kurang optimal: Otot yang tidak cukup kuat akan kesulitan menahan tekanan saat beraktivitas, sehingga lebih mudah mengalami cedera.
- Kelelahan otot: Otot yang terlalu lelah tidak bisa menyerap energi dengan baik, membuatnya lebih rentan mengalami cedera.
- Jenis aktivitas yang dilakukan: Cedera hamstring lebih sering terjadi pada atlet, pelari, penari, lansia yang rutin berjalan, dan remaja yang masih tumbuh.
Gejala Cedera Hamstring
Cedera hamstring bisa ringan hingga parah. Cedera ringan mungkin hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, tetapi cedera yang lebih serius bisa sangat menyakitkan hingga membuat sulit berjalan atau bahkan berdiri.
Beberapa gejala yang biasanya muncul saat mengalami cedera hamstring, antara lain:
- Rasa nyeri tiba-tiba dan tajam saat beraktivitas, sering kali disertai sensasi seperti ada sesuatu yang robek di bagian belakang paha.
- Nyeri yang terasa di bagian belakang paha hingga bawah bokong.
- Bengkak atau munculnya memar di area yang cedera.
- Kesulitan berdiri atau menahan beban pada kaki yang cedera.
Baca Juga: Cara Mengatasi Cedera Lutut
Pengobatan Cedera Hamstring
Sebagian besar cedera hamstring bisa ditangani sendiri di rumah, tetapi dalam beberapa kasus, terapi fisik mungkin dibutuhkan. Ikuti anjuran tenaga medis agar pemulihan lebih cepat dan optimal.
1. Perawatan di Rumah
- Istirahatkan kaki dan hindari aktivitas yang memperparah cedera.
- Kompres dengan es selama 15 menit, lalu istirahatkan 15 menit, ulangi selama 24–48 jam pertama.
- Gunakan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan, kecuali saat mengompres atau mandi.
- Angkat kaki saat duduk atau berbaring agar bengkak lebih cepat mereda.
- Lakukan gerakan ringan, seperti mengayunkan kaki perlahan saat duduk atau berbaring tengkurap.
- Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas jika diperlukan.
- Gunakan tongkat atau kruk jika berjalan masih terasa sakit.
2. Terapi Fisik
Setelah nyeri dan pembengkakan mulai berkurang, terapi fisik dapat dilakukan untuk membantu memulihkan pergerakan dan kekuatan otot. Pada awalnya, terapi akan berfokus pada peregangan ringan untuk meningkatkan kelenturan dan jangkauan gerak.
Seiring pemulihan, latihan penguatan otot secara bertahap akan ditambahkan. Dokter akan menentukan kapan aman untuk kembali beraktivitas, termasuk olahraga.
3. Operasi
Operasi biasanya dilakukan pada cedera avulsi tendon, yaitu ketika tendon hamstring terlepas dari tulang. Kondisi ini lebih sering terjadi di panggul (avulsi proksimal) dibandingkan di tulang kering (avulsi distal).
Robekan di dalam otot hamstring jarang memerlukan operasi.
- Prosedur Operasi: Dokter akan menarik kembali tendon ke posisi semula, membersihkan jaringan parut, lalu menempelkannya kembali ke tulang menggunakan anchor sebagai penyangga.
- Rehabilitasi: Setelah operasi, pasien harus menghindari menekan beban pada kaki yang cedera dengan menggunakan kruk dan penyangga khusus. Lamanya penggunaan alat bantu tergantung tingkat cedera.
Pemulihan diawali dengan peregangan ringan untuk menjaga fleksibilitas, diikuti latihan penguatan otot secara bertahap. Rehabilitasi untuk avulsi proksimal biasanya butuh 6 bulan, sedangkan avulsi distal sekitar 3 bulan sebelum pasien bisa kembali berolahraga.
Pencegahan Cedera Hamstring
Cedera hamstring sebenarnya dapat dicegah. Jika cedera sudah terjadi, terutama yang parah, proses penyembuhannya akan lebih sulit dibandingkan mencegahnya sejak awal. Berikut beberapa tips untuk menghindari cedera hamstring:
- Lakukan pemanasan sebelum beraktivitas dan peregangan setelahnya.
- Tingkatkan intensitas latihan secara bertahap, tidak lebih dari 10% per minggu.
- Jika muncul nyeri di bagian belakang paha, segera hentikan aktivitas fisik.
- Perkuat otot hamstring secara rutin untuk mengurangi risiko cedera.
Kapan Cedera Akan Membaik?
Waktu pemulihan cedera hamstring tergantung pada tingkat keparahannya serta kemampuan tubuh dalam menyembuhkan diri. Setiap orang memiliki waktu pemulihan yang berbeda-beda.
Jika ingin kembali berolahraga, hindari membebani otot hamstring terlalu cepat, apalagi langsung beraktivitas seperti sebelum cedera. Anda dapat mulai berolahraga kembali ketika:
- Kaki dapat digerakkan dengan bebas tanpa rasa nyeri.
- Kekuatan kaki yang cedera sudah setara dengan kaki yang sehat.
- Tidak ada rasa sakit saat berjalan, berlari, atau melompat.
Memaksakan aktivitas fisik sebelum hamstring benar-benar pulih dapat meningkatkan risiko cedera berulang dan menyebabkan disfungsi otot permanen.
Akupunktur untuk Cedera Hamstring
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengobati cedera hamstring adalah akupunktur olahraga. Akupunktur olahraga adalah terapi yang menggunakan teknik akupunktur khusus untuk mengatasi cedera, terutama yang dialami oleh atlet.
Terapi ini dikenal dengan nama akupunktur myofasial dan telah banyak digunakan di berbagai negara. Dibandingkan dengan akupunktur tradisional, efek penyembuhan dari akupunktur myofasial cenderung lebih cepat.
Karena atlet membutuhkan pemulihan yang singkat agar bisa kembali bertanding, terapi ini sering disebut sebagai akupunktur olahraga. Akupunktur olahraga dapat dilakukan pada cedera yang melibatkan sobekan otot, tendon, ligamen, dan saraf.
Jika otot mengalami kontraksi atau refleks yang berlebihan akibat cedera, terapi ini dapat membantu mengembalikan kondisi otot menjadi lebih rileks. Tak hanya untuk atlet, terapi ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Baca Juga: Kenali Cedera Engkel atau Keseleo dan Pengobatannya
Proses pemulihannya yang lebih cepat membuat akupunktur olahraga menjadi pilihan banyak orang. Bila Anda tertarik mencoba terapi ini, Sport Injury Clinic di Ciputra Medical Center menyediakan layanan pengobatan cedera olahraga dengan metode akupunktur.
Klinik ini hadir untuk meningkatkan kualitas hidup melalui kebugaran fisik serta memfasilitasi pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi pasca cedera. Tertarik mencoba akupunktur olahraga untuk mempercepat pemulihan cedera Anda?
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source:
- Ortho Info. Hamstring Muscle Injuries. Februari 2025.
- NHS. Hamstring Injury. Februari 2025.
- Cleveland Clinic. Hamstring Injury. Februari 2025.