Ketika hamil, dokter pasti mewanti-wanti Anda akan bahaya ketuban pecah dini atau KPD. Sebenarnya apa itu ketuban pecah dini? Apakah ketuban pecah dini berbahaya bagi kesehatan ibu dan bayi? Daripada penasaran simak ulasan berikut.

Ketuban pecah dini atau KPD terjadi 8-10% dari semua kehamilan.
Kantung ketuban mengandung cairan ketuban yang berfungsi melindungi janin dari infeksi dan membantu mengembangkan otot serta tulang janin. Ketika ketuban pecah, cairan ketuban di sekitar janin mulai rembes atau menyembur keluar vagina. Kondisi ini dapat menjadi masalah karena tanpa cairan ketuban kemungkinan bayi lahir prematur, infeksi, dan komplikasi lainnya meningkat. Oleh sebab itu, pecah ketuban perlu segera ditangani untuk mencegah risiko terhadap ibu dan calon bayi.
Baca Juga: 8 Tanda Kehamilan Tanpa Disadari
Sekilas Seputar Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini atau KPD merupakan kondisi yang terjadi pada ibu hamil ketika kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan. Ketuban pecah dapat terjadi pada janin yang belum sempurna (sebelum memasuki usia 37 minggu kehamilan). Tak menutup kemungkinan KPD juga dapat terjadi saat perkembangan janin telah sempurna.
Ketuban pecah wajar terjadi pada ibu hamil yang akan melahirkan.
Sayangnya bila ketuban pecah sebelum waktu melahirkan, saat janin belum berkembang sempurna atau tidak diikuti dengan tanda-tanda akan melahirkan, maka kondisi ini tidak normal. Ketuban pecah dini atau KPD terjadi 8-10% dari semua kehamilan. Ketuban pecah dini menyumbang seperempat hingga sepertiga semua kelahiran prematur.
Gejala Ketuban Pecah Dini
Tanda yang harus diperhatikan, adanya cairan yang mengalir dari vagina. Anda akan merasakan semburan cairan dari Miss V. Cairan ini dapat mengalir secara perlahan atau tetesan cairan. Mungkin Anda mengira itu sebagai urine. Ketika ketuban pecah dini, Anda tidak dapat menahannya, tidak seperti saat Anda ingin buang air kecil.
Terkadang sulit bagi Anda untuk mengetahui apakah itu cairan ketuban, keputihan yang meningkat saat hamil, atau urine. Anda dapat meletakan handuk atau kertas putih pada cairan. Kemudian, amati warna cairan, bila berwarna kuning dan berbau kemungkinan itu urine. Jika jelas tidak berbau, Anda dapat menghubungi penyedia perawatan kehamilan Anda.
Penyebab Ketuban Pecah Dini
Kebanyakan kasus ketuban pecah dini penyebabnya tidak diketahui. Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh melemahnya membran ketuban(amnion) secara alami atau dari tekanan saat kontraksi. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan ketuban pecah dini sebagai berikut:
- Infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore
- Kelahiran prematur sebelumnya
- Pendarahan vagina
- Merokok
- Pernah menjalani operasi atau biopsi serviks
- Lebih banyak tekanan pada membran ketuban
- Penyebab yang tidak diketahui
Baca Juga: Apa Saja yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil?
Pencegahan Ketuban Pecah Dini
Sebenarnya tidak ada cara untuk mencegah ketuban pecah dini atau KPD. Anda hanya perlu menjaga kehamilan Anda tetap sehat dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, konsumsi makanan bergizi, dan menghindari rokok. Penggunaan rokok dan mengembangkan risiko ketuban pecah dini serta komplikasi kehamilan lainnya.

Ketuban pecah dini memiliki risiko kelahiran prematur dengan risiko komplikasi lainnya.
Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Dokter akan menanyakan kondisi kehamilan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik terutama pada bagian leher rahim untuk memastikan ketuban pecah. Jika diperlukan dokter juga melakukan pemeriksaan berupa:
- Tes pH berguna memeriksa tingkat keasaman cairan vagina yang lebih tinggi daripada kondisi normal.
- USG kehamilan berguna memeriksa kondisi rahim dan janin.
Pengobatan Ketuban Pecah Dini
Pemeriksaan sederhana di rumah sakit dapat memastikan Anda mengalami ketuban pecah. Petugas medis akan memeriksa serviks Anda untuk melihat apakah telah melunak dan mulai melebar. Jika Anda memiliki ketuban pecah dini, Anda harus berada di rumah sakit sampai bayi Anda lahir. Berikut ketentuan perawatan berdasarkan usia kehamilan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Preeklamsia pada Ibu Hamil
1. Usia Kehamilan Setelah 37 Minggu
Ketika ketuban pecah dini saat kehamilan melewati usia 37 minggu, maka bayi sudah siap untuk dilahirkan. Anda harus segera melahirkan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk persalinan dimulai, semakin besar juga peluang Anda terkena infeksi. Anda akan mendapatkan induksi untuk memulai persalinan.
2. Usia Kehamilan antara 34 dan 37 Minggu
Ketuban pecah dini saat usia kehamilan antara 34 dan 37 minggu, petugas medis mungkin menyarankan agar Anda mendapatkan induksi. Lebih aman untuk melahirkan bayi beberapa minggu awal daripada mengambil risiko infeksi.
3. Usia Kehamilan Sebelum 34 Minggu
Jika ketuban pecah dini pada usia kehamilan sebelum 34 minggu, maka penanganan untuk kondisi ini lebih serius. Petugas medis akan memberikan obat-obatan untuk menunda persalinan. Anda akan lebih bayak beristirahat dan menerima antibiotik untuk mencegah infeksi.
Dokter juga akan memberikan obat untuk membantu paru-paru bayi tumbuh dengan cepat sebelum dilahirkan. Dokter akan memantau perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu di rumah sakit. Ketika paru-paru bayi telah cukup tumbuh, Anda mendapatkan induksi persalinan.
Idealnya kantung ketuban akan pecah selama persalinan. Sayangnya ketuban dapat pecah sebelum persalinan dimulai atau beberapa minggu sebelum persalinan dimulai. Ketika terjadi ketuban pecah dini sebelum 37 minggu kehamilan, dokter akan mempertimbangkan risiko kelahiran prematur dengan risiko komplikasi seperti infeksi dan kompresi tali pusat.
Jika ketuban pecah dini terjadi pada Anda jangan khawatir, dokter akan memastikan Anda dan bayi aman dan sehat. Ada beberapa risiko untuk melahirkan lebih awal, tetapi rumah sakit menjadi tempat melahirkan bayi untuk perawatan bayi prematur lebih awal.
Telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Source:
- Ketuban Pecah Dini (KPD)/Ketuban Pecah Dini Prematur (KPDP)
- Ketuban Pecah Dini
- Ketuban Pecah Dini Prematur: Diagnosis dan Manajemen