Midlife Crisis merupakan istilah psikologi popular untuk menggambarkan kondisi seseorang yang sedang berada pada rentang usia 40-60 tahun mengalami stres atau merasakan tertekan. Namun, bukan disebabkan oleh kehadiran sebuah masalah besar, melainkan diri sendiri sebagai sumber stres tersebut.
Midlife Crisis merupakan proses pencarian jati diri baru untuk masa depan. Istilah ini bukan merupakan istilah klinis sehingga tidak dipakai untuk mendiagnosa kesehatan mental seseorang, melainkan dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang.
Baca Juga: 7 Gejala Fisik Depresi yang Orang Jarang Diketahui
Gejala
Kondisi Midlife crisis ditunjukkan dengan perasaan gelisah, khawatir, dan bimbang mengenai kehidupannya sendiri dan bagaimana arah tujuan hidupnya. Seseorang yang sedang berada pada midlife crisis cenderung menelaah kembali apa saja yang sudah ia dapatkan dan ia capai sampai hari ini serta memikirkan kembali kebermaknaan seluruh kehidupan yang telah ia jalani.
Tentunya hal ini juga dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi pada kehidupannya. Tidak hanya itu, Midlife Crisis juga dapat muncul dapat bentuk kesepian atau perasaan yang kosong meskipun keadaan disekitar ramai. Perubahan yang terlalu drastis, seperti kematian orang dekat, pemberhentian kerja, perubahan fisik, atau penurunan karir atau sebaliknya kondisi yang terlalu monoton mampu membuat seseorang kehilangan excitement.
Fase Midlife crisis dapat berlangsung singkat hitungan bulan namun dapat juga berlangsung lama hitungan tahun. Hal yang mempengaruhi singkat atau lamanya proses ini adalah kemampuan orang tersebut dalam menemukan makna dalam hidupnya sendiri.
Penyebab
Mengapa ada istilah Midlife Crisis? Midlife Crisis muncul karena pada fase usia 40-60, dari sudut pandangan perkembangan usia 40-60 memiliki tugas perkembangan yang berbeda pada fase usia sebelumnya. Usia 40-60 mengalami beberapa perubahan yang cukup bermakna termasuk dari segi fisik, anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa, serta adaptasi pasangan untuk mulai kembali mendekat setelah di fase sebelumnya sibuk merintis karir dan mengurus keseharian anak-anak atau dapat individu yang membutuhkan pasangan. Individu di fase ini cenderung ingin menata kembali hidupnya karena perubahan-perubahan yang terjadi.
Berdasarkan teori psikososial Erik Erickson, usia dewasa tengah (middle adulthood) merupakan fase generativity vs. stagnation. Artinya, fase ini menunjukkan bahwa individu yang berkembang sehat akan memasuki fase generativity yaitu lebih aktif berhubungan dengan keluarga dan komunitas. Menjalani relasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang disenangi seperti hobi lama atau hobi baru, teman lama atau teman baru. Seluruh pengalaman ini meningkatkan kepuasan terhadap hidup orang tersebut.
Sebaliknya, ketika seseorang gagal untuk menjalani hal tersebut, seseorang akan masuk ke fase stagnation yaitu cenderung lebih individualis dan mengevaluasi diri sendiri secara berlebihan dan justru kehilangan kesempatan untuk menjalani relasi berkualitas berujung pada penurunan tingkat kepuasan hidup dan kepercayaan dirinya.

Terapkan gaya hidup sehat termasuk makanan sehat dan bergizi untuk mendapatkan hormon yang seimbang.
Baca Juga: Makanan Penghilang Stres
Dampak
Fase midlife crisis tidak muncul dalam semalam. Biasanya terjadi secara perlahan seiringnya waktu dengan mulai banyak mengevaluasi apa yang sudah terjadi dan apakah yang dilakukan selama ini sudah memuaskan baginya atau apakah itu cukup berarti bagi dirinya sendiri atau bagi orang terdekatnya.
Seseorang pada fase ini juga mulai meragukan kapasitas dirinya sendiri, mempertanyakan apa yang hendak dicari, seperti menentukan kembali tujuan hidup di fase yang lebih dewasa/matang. Kebingungan ini dapat membuat rasa percaya diri seseorang menjadi semakin menurun dan tidak puas terhadap hidupnya sendiri.
Tidak hanya itu, secara sosial seseorang akan cenderung menarik diri karena merasa tidak berguna, atau merasa tidak dapat terlibat dan memberikan manfaat bagi orang lain. Relasi bersama dengan keluarga juga semakin berjarak atau cenderung hanya ingin menghabiskan waktu bersama pasangan saja atau sendiri. Oleh karena itu, pada individu yang sedang pada fase ini, sangat rentan mengalami isu mental seperti cemas atau depresi.
Baca Juga: Tips Menghilangkan Stres di Tempat Kerja
Menghadapi Midlife Crisis
Menghadapi fase Midlife Crisis ini bisa lebih menantang apabila seseorang memiliki Riwayat isu kesehatan mental. Perlu diskusikan dengan professional anda untuk memastikan kondisi cemas atau depresi tidak kambuh atau datang bersamaan ketika berhadapan dengan isu Midlife Crisis. Beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk menghadapi Midlife Crisis adalah sebagai berikut:
- Berbagi. Bicarakan cara berpikir dan sudut pandangmu pada orang yang anda percaya. Diskusikan apa yang anda khawatirkan sehingga orang lain dapat membantu anda untuk melihat dari sudut pandang yang lebih dan menilainya lebih obyektif.
- Menimbang salah satu asal perasaan berasal dari cara kita berpikir, maka gunakan cara berpikir yang baru dalam mengevaluasi kehidupan Anda. Cari bantuan professional untuk membantu anda menemukan cara berpikir yang tepat. Jauhi cara berpikir yang salah (cognitive errors) seperti: jika saya tidak memiliki rumah saat usia 40 artinya saya manusia yang gagal, jika anak saya tidak kuliah di luar negeri artinya saya orang tua yang gagal, dan lain-lain.
- Tentukan tujuan baru yang lebih terukur dan realistis. Sesuaikan tujuan hidupmu dengan kondisi saat ini. Susun berdasarkan prioritas agar tahu mana yang perlu didahulukan.
- Libatkan diri pada kegiatan-kegiatan baru atau hobi lama. Lakukan secara berkala dan dapat diselingi dengan olahraga.
- Pada usia 40-60 perubahan fisik juga turut mempengaruhi kondisi mental seseorang, oleh karena itu aplikasikan gaya hidup sehat termasuk gizi seimbang untuk mendapatkan hormon yang seimbang.
Telah direview oleh Desi Puspita Sari, M.Psi.
Source:
- Lachman, M. E., Teshale, S., & Agrigoroaei, S. (2015). Midlife as a pivotal period in the life course. International Journal of Behavioral Development, 39(1), 20–31. Web.
- Stollznow, K. The Modern midlife crisis. (2023).
- Krisis Paruh Baya Modern